TERPUNGKUR LAGI

“ojek pak..??”, Tanya pak rokhim ke pada seorang bapak  yang baru saja turun dari angkot. “tidak pak, terimakasi”, jawab seorang bapak tadi.

“pak perumahan damai berapa pak…???”, tanya seorang ibu yang ingin naik ojek pada pak rokhim. “15.000 saja bu..”, jawab pak rokhim. “10.000 ya pak” sahut ibu tadi. “owc, maaf bu, gak nyampai bu” jawab pak rokhim. “yasudah 15.000 gak apa-apa pak”, kata seorang ibu tadi. “yaudah, mari bu, naik, mari” kata pak rokhim. Kemudian pak rokhim mengantar ibu tadi sampai di tujuanya.
Pak rokhim adalah seorang lelaki yang sudah berumur 30 tahunan dan bekerja sebagai tukang ojek untuk menghidupi istri dan seorang putrinya. Putri pak rokhim yang bernama dilla adalah seorang gadis cantik yang memiliki rambut panjang hitam, dan tinggi, ia sekarang menginjak kelas 2 sma. meskipun pak rokhim bekerja sebagai tukang ojek, tetapi pak rokhim tidak lupa akan kewajibanya untuk beribadah. sedangkan putrinya dilla memiliki sifat ramah kepada orang lain, tetapi ia juga memiliki sifat buruk yakni iri kepada teman-teman sekolahnya yang di lahirkan pada keluarga yang mampu, dan berada, sedangkan dia hanya di lahirkan di keluarga tukang ojek.
“kenapa sih aku dulu di lahirkan di keluarga miskin kayak gini, kenapa aku tidak di lahirkan di keluarga orang kaya, andai aja aku di lahirkan di keluarga orang kaya, pasti aku kalau berangkat sekolah tidak perlu terburu-buru seperti ini, mau pergi kemana aja ada sopir yang selalu mengantar aku, bisa belanja barang yang bagus-bagus, dan tentunya pasti aku bisa menyaingi teman-temanku, dan bisa bergabung dengan teman-temanku yang kaya itu, hufth…nasib-nasib”, gerutu dilla saat sedang dijalan menuju ke sekolahnya.
Buk, beli nasi uduknya 2 bungkus ya buk, yang satu padas, yang satunya sedang buk,”, kata seorang ibu yang membeli nasi uduk ibu dewi (istri pak rokhim). “iya buk”, jawab bu dewi. Kemudian bu dewi membuatkan nasi uduk pesanan pembeli tadi. “ini buk, 6.000 buk jadinya”, kata bu dewi kepada pembeli tadi. “oh..iya ini buk, terimakasi ya buk” sahut pembeli tadi sambil memberikan uang 6.000 ke pada bu dewi. bu dewi adalah seorang wanita yang sangat baik, sopan dan santun, bahkan bu dewi juga sangat rajin beribadah.
di keesokan harinya, seperti biasa keluarga pak rokhim memulai aktivitasnya masing-masing, pak rokhim mulai ngojek, dilla berangkat sekolah, dan ibu dewi berjualan nasi uduk di depan kontrakanya. di suatu hari, ketika ibu dewi memotong-motong kertas koran, ibu dewi melihat di salah satu form koran tersebut terdapat kupon undian yang hadiahnya cukup besar yaitu Rp 150.000.000, iseng-iseng ibu dewi mengisi syarat-syarat kupon undian tersebut, dan mengirimkanya ke alamat yang telah tertera di kupon undian tersebut.
setelah beberapa minggu........
tok...tok...tok...(suara ketukan pintu), "permisi....", terdenger suara seorang lelaki dari balik pintu, kemudian pak rokhim membukakan pintu. "maaf anada mencari siapa ya pak..???", tanya pak rokhim kepada lelaki itu. "maaf pak, apakah benar ini rumah ibu dewi anggraheni, pak?" tanya lelaki itu. "benar, anda siapa mencari istri saya?", sahut pak rokhim agak lantang dengan wajah penuh emosi. "ini pak, saya dari iklan undian kupon resep makanan yang ada di koran sekitar kita pak, kebetulan ibu dewi mengirimkan syarat-syaratnya dan kemarin telah di undi dan ibu dewi mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp 150.000.000 pak", jawab lelaki tadi menjelaskan. "ow gitu...apa..??? 150 juta...???", kata pak rokhim kaget tidak percaya. 
setelah menerima hadiah uang tunai tersebut, kehidupan keluarga pak rokhim berbalik 180 derajat, dan kini sifat dilla pun semakin menjadi orang yang sombong, dan pak rokhim juga sombong, sedangkan bu dilla masih tetap seperti dulu, dan sering mengingatkan suami dan puterinya agar tetap ingat ke pada Allah, tetapi nyatanya dilla dan pak rokhim makin jauh dari Allah.
keluarga pak rokhim membangun usaha sejenis mini market, pada awalnya bisnis itu sukses, tetapi dengan kesuksesan itu pak rokhim dan anknya semakin gila harta, dan suatu ketika usaha pak rokhim bangkrut, dan keluarga pak rokhim kembali seperti semula lagi.

No comments:

Post a Comment

makasih udah mampir